7 Hal Tentang Pertahanan Diri (Self-Defense)

Tentang Pertahanan Diri (Self-Defense) 8

7 Hal Tentang Pertahanan Diri (Self-Defense) – Di masa kanak-kanak mungkin kita pernah berkhayal untuk menjadi seorang jagoan seperti yang kita tonton di serial kartun atau serial superhero lainnya, bahkan terinspirasi juga dari film-film kung fu master ala film Cina yang dulu sangat sering diputar. Sekarang kita sudah tumbuh dewasa, dan hal-hal seperti itu mungkin lebih sering terlupakan dengan sendirinya. Tapi di masa-masa seperti ini, di mana kita sudah menjadi sosok yang paling bertanggungjawab atas apapun yang terkait dengan diri kita, ada baiknya kita kembali ke mimpi masa kanak-kanak kita tersebut. Hal ini tentu saja berkaitan dengan pertahanan diri (self-defense).

Tapi tunggu dulu, bukan maksudnya mengejar impian tersebut hingga kamu ‘bersabuk hitam’ dalam hal ilmu bela diri (kecuali jika kamu mau), namun lebih kepada trik sederhana tentang pertahanan diri (self-defense) yang akan sangat berpengaruh dalam situasi hidup atau mati kita ketika terpaksa menghadapinya. Tentu saja kita semua tidak berharap agar saat-saat di mana kita harus mempertahankan diri kita dari serangan atau ancaman dalam bentuk apapun benar-benar terjadi. Namun jika pun benar-benar terjadi, paling tidak kita sudah lebih siap mempertahankan diri kita daripada tidak memberikan perlawanan sama sekali, yang pastinya akan membuat keselamatan diri kita terancam.

7 Hal Tentang Pertahanan Diri (Self-Defense)

1.Survival: Sadarilah Fakta Bahwa Kita Bisa Saja Tewas

listsurge.com

Tentang pertahanan diri (self-defense) yang pertama, inilah bagian terpentingnya. Sadarilah bahwa kita bisa saja tewas dari setiap serangan atau ancaman. Kita bisa saja terbunuh dari serangan yang terjadi atas kita, namun panik pun tidak akan menurunkan tingkat kemungkinan bahwa kita akan terbunuh. Yang pertama, kita harus menerima fakta bahwa kita bisa saja terbunuh dari ‘pertarungan’ ini. Kita harus bisa menerima dan terbiasa dengan fakta ini, dan semoga ketakutan kita bisa diredam dan kita bisa berkonsentrasi pada pertahanan diri.

Timbulnya ketakutan memang sangat wajar, sangat manusiawi, namun ketakutan atau panik tidak akan membantu di saat-saat seperti ini. Tentu saja kita takut terjadi sesuatu atas keselamatan kita dan orang-orang di sekitar kita. Namun ketakutan ini akan mengganggu konsentrasi kita saat terjadi serangan dan membuat kita gagal dalam menyelamatkan diri kita dan orang-orang di sekitar.

2. Lawan Ketika Diserang

Gurl.com

Insting kita tercipta untuk melindungi diri kita. Beberapa hal yang mungkin akan semakin mengancam adalah ketika kita lari dari serangan. Memang, sebenarnya melarikan diri dari serangan adalah tindakan yang sangat membantu, namun hanya ketika jarak antara kita dengan penyerang cukup jauh sehingga membuat tindakan melarikan diri akan sangat membantu. Namun ketika kita tidak sempat melarikan diri karena kita terpojok atau jarak sudah sangat dekat, maka kita harus melawan.

Daripada mundur, maju saja. Jangan ciptakan posisi kita sebagai mangsa dan si penyerang sebagai predator. Kita bisa menggunakan apapun yang ada di sekitar kita sebagai senjata untuk bertahan. Ketika kita memposisikan diri kita sebagai mangsa dan si penyerang sebagai predator serta kita hanya bisa melarikan diri dalam kepanikan, si penyerang tidak akan menduga kita untuk melawan balik dan akan terus mengejar. Sebaliknya, lakukan perlawanan maka si penyerang akan terkejut. Gunakan benda-benda di sekitar sebagai senjata. Ingat, di sini kita sedang mempertaruhkan keselamatan diri kita dan orang-orang di sekitar.

3. Semuanya Bisa Jadi Senjata

Diply.com

Seperti yang sudah disebutkan di atas, semua benda yang ada di sekitar kita bisa dimanfaatkan sebagai senjata. Semua benda yang lebih keras daripada kepalan tangan dan lebih tajam daripada jari kita bisa digunakan sebagai senjata. Alangkah bijaknya jika kita senantiasa mempersiapkan benda-benda yang bisa digunakan sebagai senjata seperti pulpen, garpu kecil, kunci dan benda-benda non-kekerasan lain (yang tidak melanggar hukum ketika dibawa) ke mana pun kita pergi. Batu di atas tanah juga bisa dimanfaatkan sebagai senjata, terlebih jika si penyerang berada di jarak yang cukup jauh.

Perlu diingat, benda-benda yang keras sebaiknya dihantamkan ke bagian yang lebih banyak tulangnya, dan benda-benda tajam atau runcing sebaiknya dihantamkan ke bagian yang lebih lembut atau bagian yang didominasi oleh daging.

4. Tendang Hanya Ketika Perlu dan Memungkinkan

fightland.com

Bruce Lee, dalam sebuah konferensi, pernah menyarankan agar melakukan tendangan hanya ketika perlu dan memungkinkan saja, terlebih ketika berada di jarak yang baik. Pastikan dulu kalau si penyerang berada di jarak yang bagus sebelum melakukan tendangan. Selain kaki, ayunkan juga pinggangmu ketika melakukan tendangan, hal ini akan membuat tendanganmu menjadi lebih keras dan bertenaga. Menurut Bruce Lee juga, lakukan tendangan ke arah bagian tubuh yang paling dekat untuk dijangkau.

theactionselfdefense.com

Ketika si penyerang mendekat, ada kemungkinan bahwa kita akan semakin terancam, namun kemungkinan untuk melakukan tendangan ke bagian tubuh terdekatnya juga semakin besar. Pastikan juga kamu bisa menjangkau bagian tubuh sensitif seperti ulu hati dan kemaluan atau selangkangan. Lakukan sekuat tenaga, namun jika kamu merasa bahwa tendangan kurang membantu, jangan melakukan tendangan karena jika dia mengelak, dia akan semakin mudah melukai kita.

5. Posisi Tubuh dan Gerakan

Diply.com

Atur posisi tubuh agar selalu siap ketika harus bertahan dan menyerang. Tangan selalu di atas, sejajar dengan dada, dan kaki berdiri memiliki jarak, agar kamu siap dalam memukul dan menendang, juga untuk mengelak dari serangan. Dalam hal gerakan, sebisa mungkin kita harus mobile, dalam artian berpindah-pindah untuk memberi waktu bagi kita agar bisa mencari kesempatan untuk menyerang dan mengelak. Juga, sebaiknya kita harus bisa membaca gerakan si penyerang.

6.  Serang Semua Bagian Terlemah

lifehacker.com
urbansurvivalnetwork.com

Seperti yang sudah disebutkan di poin #4, hantam semua bagian terlemah si penyerang. Ulu hati dan kemaluan mungkin dua dari beberapa bagian terlemah yang bisa kita serang untuk melumpuhkan si penyerang. Selain itu bagian-bagian ini juga bisa kamu serang: mata, hidung, telinga, leher/tenggorokan, tempurung lutut, hingga bagian rusuk juga akan sangat efektif untuk melumpuhkan si penyerang.

7. Ketika Kaki dan Tangan Tidak Bisa Digunakan Maka Kepala Jadi Pilihan Terakhir

WikiHow.com
lifecheating.com

 

Gunakan kepala, secara harfiah, gunakan kepala ketika tangan dan kaki tidak bisa digunakan. Mungkin akan ada saat-saat di mana kita sudah terkunci oleh penyerang. Pilihan terakhir adalah menggunakan kepala. Tahukah kamu bahwa hantaman dengan jidat dua kali lebih kuat ketimbang tangan? Tulang manusia sangat kuat, tidak terkecuali dengan tulang di jidat dan kepala. Dengan menghantamkan jidat ke wajah si penyerang, paling tidak hidungnya akan patah. Kepala juga sangat mudah digerakkan terutama ketika terkunci saat sedang berhadapan rapat maupun dari belakang. Serang hidungnya, pelipis mata atau pun telinga.

Dalam hal tentang pertahanan diri (self-defense) ini, jika pun kita harus menghadapinya, kita tidak boleh menjadi ‘pemain pasif’. Kita tentu saja harus bisa melawan ketika tidak ada jalan keluar lagi. Kita tidak bisa membiarkan diri kita menjadi mangsa bagi si penyerang. Sebaliknya, jadikan diri kita sama berbahayanya dengan si penyerang. Kuasai semua hal tentang pertahanan diri (self-defense) yang bisa kita pelajari. Mari berharap agar saat-saat di mana kita harus mempertahankan keselamatan kita dari serangan atau ancaman tidak akan datang.

Ada yang perlu kita tambahkan?

 

Referensi: LifeCheating